
BANDA ACEH (13/11) – Kehidupan semasa remaja tentulah menjadi masa-masa yang indah bagi siapa pun yang pernah mengalaminya. Masa remaja seringkali dilihat sebagai masa yang indah dimana sebagian besar hidup dihabiskan di sekolah bersama dengan buku pelajaran sekolah dan teman-teman sebaya (peer).
Kegiatan pelatihan konselor sebaya yang di gelar oleh Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, mulai dari tanggal 12-13 November 2019 dengan mengundang SMA se kota Banda Aceh sebanyak 25 siswa-siswi.
Kepala BNN Kota Banda Aceh Hasnanda Putra, ST.MM,.MT melalui kasie rehabilitasi Desi Rosdiana, M.KM yang di dampingi oleh Mustaqim (Penyuluh non pns) & opi (mengelola data rehabilitasi) menjadi narasumber pada kegiatan tersebut.
Namun pada masa ini, hal yang perlu diingat yaitu masa remaja merupakan masa yang paling rentan bagi seseorang untuk terjerumus kepada penggunaan zat-zat terlarang atau yang biasa disebut narkotika, kata Desi.
Dampak Penggunaan Narkotika Bagi Remaja
Kasie Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Banda Aceh, mengatakan terdapat tiga jenis narkotika yang paling sering digunakan di Indonesia yaitu ganja, Amphetamine Type Stimulants (ATS), dan obat-obatan Daftar G atau obat-obatan keras yang menimbulkan efek tertentu jika dikonsumsi sembarangan,bahwa Narkotika yang sering digunakan oleh anak usia sekolah adalah ganja karena bentuknya mirip dengan rokok dan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan narkoba jenis lain.
Desi juga menjelaskan dampak yang ditimbul kan oleh Narkotika pada pengguna remaja yang merupakan pelajar diantaranya adalah kerusakan fisiologis serta perubahan dalam sikap dan perilaku. Kerusakan fisiologis yaitu kerusakan pada otak, sistem pernafasan, jantung, mulut, kulit, sistem pencernaan, mata, dan hati. Sedangkan, perubahan dari segi sikap dan perilaku dapat dilihat dari perubahan perangai dan kepribadian, sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran, menjadi mudah tersinggung dan cepat marah, sering menguap, mengantuk, dan malas, tidak memperdulikan kesehatan diri, suka mencuri untuk membeli narkoba, menyebabkan kegilaan, paranoid, bahkan kematian.
Dampak-dampak yang ditimbulkan tersebut merupakan perilaku negatif yang dapat mempengaruhi kehidupan seorang remaja, apalagi seorang pelajar yang masih berkembang dan perlu banyak belajar tentang seisi dunia. Perilaku-perilaku negatif tersebut nyatanya juga mempengaruhi interaksi seorang pelajar pengguna Narkotika dengan peer nya.
Acara ini merupakan sebuah acara psikoedukasi untuk remaja khususnya pelajar SMA agar lebih sadar akan bahaya Narkotika dan bagaimana cara intervensi sederhana bagi pengguna itu sendiri maupun bagi peer.
Desi juga mengajak para untuk menjadi agen konseling bagi peernya pelajar SMA memerlukan lebih banyak psikoedukasi mengenai cara intervensi sederhana dan bagaimana memberikan bantuan kepada peer pengguna Narkotika. Para pelajar SMA yang hadir menunjukkan bahwa mereka sadar kalau peer tersebut membutuhkan pertolongan dan merekapun bersedia untuk hadir sebagai teman bercerita dan orang yang dapat dimintai tolong.
Kesadaran pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam menjadi agen konseling ini dirasa perlu dukungan yang besar dari pihak-pihak dan institusi pencegahan dan penanggulangan penggunaan zat Narkotika. Perlu diingat juga bahwa orang-orang terdekat bagi seseorang ketika masa remaja adalah teman-teman sebaya (peer) nya, sehingga apabila seorang remaja memiliki masalah maka ia cenderung akan menceritakan masalah tersebut kepada peer nya terlebih dahulu baru setelah itu kepada keluarganya.
Oleh karena itu, remaja yang merupakan pelajar SMA juga turut membutuhkan psikoedukasi tentang bagaimana cara menghadapi dan menolong peer yang terjerumus kedalam penggunaan Narkotika.(Opi)