
BIREUEN (21/2) – Kepala BNNK Banda Aceh Hasnanda Putra ST.,MM.,MT bersama Kepala BNNP Aceh Brigjen.Pol Drs. Heru Pranoto, M.Si juga turut serta Kepala BNNK seluruh Aceh mengikuti kegiatan Panen Raya dan Tanam Kembali Program Grand Desain Alternative Development (GDAD) di Gampong Batee Raya, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen pada hari Jum’at 21 Februari 2020.
Kegiatan Panen Raya dan Tanam Kembali tanaman jagung program GDAD tersebut merupakan kerjasama yang melibatkan Kementerian Pertanian, Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kabupaten Bireuen.
Kegiatan Panen Raya dan Tanam Kembali ini dihadiri langsung oleh Menteri Pertanian DR. Syahrul Yasin Limpo SH,MH.
Acara yang dimulai pada siang hari ba’da Jum’at ini langsung dimulai dengan penanaman kembali jagung hibrida oleh Menteri Pertanian di lahan yang sudah di panen sebelumnya, dilanjutkan dengan panen raya di lokasi yang berdekatan.
Kata sambutan diawali oleh Plt. Bupati Bireuen Dr. H Muzakkar A Gani, SH, MSi, dilanjutkan pidato Kepala BNN RI diwakili Deputi Pemberdayaan Masyarakat (Dayamas) BNN RI Irjen.Pol Drs. Dunan Ismail Isja M.M., staf ahli Gubernur Aceh Kamaruddin Andalah mewakili Plt. Gubernur Aceh dan terakhir pidato dari Menteri Pertanian.
Kepala BNN Kota Banda Aceh Hasnanda Putra menyebutkan kegiatan ini sabagai wujud keberhasilan BNN RI dalam menggalang sinergi menyukseskan Program GDAD di Kabupaten Bireuen.
“Pengembangan Jagung hibrida ini sukses mengajak masyarakat untuk sama-sama BNN melakukan kampanye stop tanam ganja juga bangkit berdaya ekonomi,” kata Hasnanda.
Hasnanda juga menyampaikan apresiasi kepada jajaran BNN Kabupaten Bireuen atas suksesnya kegiatan panen dan penanaman kembali jagung ini.
Diawali pembukaan dan dilanjutkan dengan pidato oleh Plt Bupati Bireuen, beliau mengatakan pengembangan jagung hibrida ini sangat membantu petani memenuhi kebutuhan rumah tangga, dengan provitas rata-rata 5 ton per hektare dan harga jual Rp 3,500 per/kilogram.
Plt Bupati Bireuen berharap Menteri Pertanian membantu mesin giling padi untuk menghasilkan beras premium, sehingga gabah setiap panen dapat diolah sendiri tidak lagi dijual keluar Aceh. Selain itu juga diharapkan dapat dibangun pabrik pengolahan jagung di Bireuen.
Deputi Dayamas BNN RI mengatakan, kegiatan tanam dan panen perdana ini merupakan aksi implementasi Inpres No.6 Tahun 2018 tentang P4GN dalam pengembangan potensi masyarakat kawasan rawan narkoba melaui program alternative development.
“Hari ini, disaksikan Bapak Menteri, Bapak Plt Gubernur, Bapak Plt Bupati Bireuen dan kita semua. Jagung yang kita tanam di area 11.017 Hektar pada tanggal 24 Oktober 2019 lalu bersama Alm. H. Saifannur sebagai penanaman jagung terluas yang melibatkan 17 Kecamatan, atas izin dan ridha Allah yang Maha Kuasa, dapat kita panen dan kita pasarkan. Semoga seluruh jerih payah dan hasilnya ini dapat kita lanjutkan pada penanaman-penanaman komoditi lainnya di wilayah Bireuen dan Provinsi Aceh”. Pungkas Dunan.
Sementara itu, pidato dilanjutkan oleh Menteri Pertanian RI, Yasin Limpo, diantaranya Ia berharap para pemangku kepentingan di Aceh umumnya dan Bireuen khususnya harus serius dan punya tanggung jawab, agar lahan terlantar dapat difungsikan masyarakat untuk tanam jagung.
“Upaya ini untuk mengatasi kemiskinan dan membuka lapangan kerja dan membuat daerah semakin makmur dan maju, maka jalankan pertanian dengan baik. Lahan di Aceh menjanjikan untuk ditanam jagung dan bisa sejahterakan rakyat,” ujarnya.
#stopnarkoba
#BANDAACEHBERSINAR